Kamis, 27 Juli 2023

PENGERTIAN MIKROSKOP

 

Mikroskop

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Mikroskop
Mikroskop
PenggunaanPengamatan sampel kecil
Percobaan tercatat
Penemuan sel
Hal terkaitMikroskop cahaya Mikroskop elektron
seorang ibu menggunakan mikroskop dan menggendong anak di nigeria

Mikroskop (dari bahasa Yunani Kuno: μικρός, mikrós, "kecil" dan σκοπεῖν, skopeîn, "melihat") adalah alat laboratorium yang digunakan untuk mengamati benda yang sangat kecil dan benda yang tidak tampak oleh indra penglihatan secara langsung. Ukuran bayangan atau gambar yang dihasilkan oleh mikroskop dapat mencapai jutaan kali ukuran benda aslinya. Perbesaran yang dihasilkan oleh mikroskop bergantung pada jenis mikroskop yang digunakan. Jenis-jenis mikroskop dapat dikelompokkan dengan berbagai kategori. Salah satu caranya adalah melalui metode yang digunakan oleh instrumen tersebut untuk berinteraksi dengan sampel dan menghasilkan gambar. Contohnya dengan mengirimkan seberkas cahaya atau elektron melalui sampel di jalur optik, dan mendeteksi emisi foton dari sampel tersebut untuk membentuk bayangan atau gambar, ataupun dengan memindai permukaan sampel dengan jarak pendek menggunakan probe. Dua jenis mikroskop yang sering digunakan ialah mikroskop optik (sering kali disebut juga sebagai mikroskop cahaya) dan mikroskop elektronIlmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan mikroskop disebut mikroskopi.[1]

Manfaat dari penggunaan mikroskop yaitu mampu mengukur benda-benda yang tidak dapat terukur dengan ketelitian tinggi oleh alat ukur konvensional, seperti bakterivirussel darah dan sel-sel tubuh makhluk hidup. Mikroskop memiliki skala ukur yang dapat berimpit dengan bayangan benda sehingga ukuran benda dapat diketahui dengan pasti.[2]

Sejarah

Objek-objek yang menyerupai lensa tercatat berasal dari 4.000 tahun yang lalu, dimana catatan Yunani mengenai sifat optik bola berisi air (abad ke-5 SM) dilanjutkan selama berabad-abad.[3] Namun demikian, penggunaan mikroskop sederhana (kaca pembesar) paling awal diketahui berasal dari tersebarnya penggunaan lensa pada kacamata di abad ke-13. Contoh paling awal yang diketahui dari mikroskop majemuk (bahasa Inggris: compound microscope), yang menggabungkan lensa objektif di dekat spesimen dengan lensa mata untuk melihat gambar nyata, muncul di Eropa sekitar tahun 1620.[4] Meskipun banyak klaim mengenai penemuan ini, hingga sekarang penemu mikroskop majemuk masih belum diketahui. Beberapa klaim di antaranya adalah penemuan oleh Zacharias Janssen (klaim dibuat oleh putranya) dan/atau ayah Zacharias, Hans Martens, pada tahun 1590, di mana klaim ini berasal dari Belanda, di sebuah pusat pembuatan kacamata. Klaim lain disebutkan oleh daerah tetangga yang merupakan kompetitor pembuat kacamata, Hans Lippershey (orang pertama yang mengajukan paten teleskop pada tahun 1608). Selain itu, terdapat pula klaim bahwa mikroskop majemuk ditemukan oleh ekspatriat Cornelis Drebbel yang memiliki versi lain dari mikroskop ini di London pada tahun 1619. Galileo Galilei (juga terkadang disitasi sebagai penemu mikroskop majemuk) diduga menemukan mikroskop majemuk setelah tahun 1610 ketika ia berhasil memfokuskan teleskopnya pada benda-benda kecil, dan setelah melihat mikroskop majemuk yang dibuat oleh Drebbel dan dipertunjukkan pada sebuah pameran di Roma pada 1624, Galileo membuat versi mikroskop yang lebih baik. Giovanni Faber memberikan nama "mikroskop" pada mikroskop majemuk ciptaan Galileo yang diajukan kepada Accademia dei Lincei pada tahun 1625. Sebelum itu, Galileo menyebut instrumen ciptaannya sebagai "occhiolino" atau "little eye".

Mikroskop Optik

Penjelasan rinci pertama mengenai anatomi mikroskopis jaringan organik berdasarkan penggunaan mikroskop tidak muncul hingga tahun 1644, dalam L'occhio della mosca karya Giambattista Odierna, atau The Fly's Eye.

Secara umum, mikroskop masih merupakan hal baru sampai tahun 1660-an dan 1670-an ketika para naturalis di Italia, Belanda, dan Inggris mulai menggunakannya untuk mempelajari biologi. Ilmuwan Italia Marcello Malpighi, yang disebut bapak histologi oleh beberapa sejarawan biologi, memulai analisis mengenai struktur biologis pada paru-paru. Penerbitan Micrographia karya Robert Hooke pada tahun 1665 memiliki dampak yang cukup besar, terutama karena ilustrasinya yang mengesankan. Kontribusi signifikan datang dari Antonie van Leeuwenhoek yang berhasil mencapai perbesaran hingga 300 kali menggunakan mikroskop lensa tunggal sederhana. Van Leeuwenhoek menjepit lensa bola kaca yang sangat kecil di antara lubang pada dua piringan logam yang dipaku bersama, dan menggunakan jarum sekrup yang dapat disesuaikan untuk memasang spesimen. Kemudian, Van Leeuwenhoek mengamati dan menemukan kembali citra sel darah merah (setelah Jan Swammerdam) dan spermatozoa, dan membantu mempopulerkan penggunaan mikroskop untuk melihat ultrastruktur biologis. Pada 9 Oktober 1676, van Leeuwenhoek melaporkan penemuan mikroorganisme.

Kinerja mikroskop cahaya tergantung pada kualitas dan penggunaan yang benar dari sistem lensa kondensor untuk memfokuskan cahaya pada spesimen, dan lensa objektif yang menangkap cahaya dari spesimen dan membentuk gambar. Pada awal masa perkembangannya, instrumen-instrumen yang digunakan sangat terbatas, hingga akhirnya prinsip ini sepenuhnya diterima dan dikembangkan pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20, ketika lampu listrik tersedia sebagai sumber cahaya. Pada tahun 1893 August Köhler mengembangkan prinsip utama iluminasi sampel, disebut juga iluminasi Köhler, yang sangat penting untuk mendapatkan batas teoretis resolusi untuk mikroskop cahaya. Metode iluminasi sampel ini menghasilkan pencahayaan yang merata dan mengatasi permasalahan kontras dan resolusi terbatas yang diterapkan oleh teknik awal iluminasi sampel. Perkembangan lebih lanjut dalam iluminasi sampel berasal dari penemuan kontras fase oleh Frits Zernike pada tahun 1953, dan iluminasi kontras interferensi diferensial oleh Georges Nomarski pada tahun 1955; keduanya memungkinkan pencitraan sampel transparan yang tidak ternoda dan cukup jernih.

Mikroskop Elektron

Pada awal abad ke-20, alternatif lain untuk mikroskop cahaya dikembangkan dengan signifikan. Alternatif ini menggunakan instrumen yang memanfaatkan berkas elektron (sebagai pengganti cahaya) untuk menghasilkan gambar. Fisikawan Jerman, Ernst Ruska, bekerja dengan insinyur listrik Max Knoll, mengembangkan mikroskop elektron prototipe pertama pada tahun 1931, mikroskop elektron transmisi (bahasa Inggris: Transmission Electron Microscope (TEM)). Mikroskop elektron transmisi bekerja dengan prinsip yang mirip dengan mikroskop optik tetapi menggunakan elektron sebagai pengganti cahaya dan elektromagnet sebagai pengganti lensa kaca. Penggunaan elektron, alih-alih cahaya, memungkinkan resolusi yang jauh lebih tinggi.

Pengembangan mikroskop elektron transmisi dengan cepat diikuti pada tahun 1935 oleh pengembangan mikroskop elektron pemindaian (bahasa Inggris: Scanning Electron Microscope (SEM)) oleh Max Knoll.[5] Meskipun TEM digunakan untuk penelitian sebelum Perang Dunia II, dan menjadi populer setelahnya, SEM tidak tersedia secara komersial hingga tahun 1965.

Mikroskop elektron transmisi menjadi populer setelah Perang Dunia Kedua. Ernst Ruska, yang pada saat itu bekerja di Siemens, mengembangkan mikroskop elektron transmisi komersial pertama dan, pada 1950-an, konferensi ilmiah besar mengenai mikroskop elektron mulai diadakan. Pada tahun 1965, mikroskop elektron pemindaian komersial pertama dikembangkan oleh Profesor Sir Charles Oatley dan mahasiswa pascasarjananya Gary Stewart, dan dipasarkan oleh Cambridge Instrument Company sebagai "Stereoscan".

Jenis-jenis

Mikroskop optik

Mikroskop digital yang bisa tersambung dengan komputer

Mikroskop optik, disebut juga mikroskop cahaya, merupakan jenis mikroskop yang pertama kali dibuat serta yang paling umum digunakan. Mikroskop optik bekerja dengan prinsip optika. Bagian-bagian dari mikroskop ini terdiri dari satu atau lebih lensa yang mampu menghasilkan gambar yang diperbesar. Perbesaran gambar dilakukan dengan meletakkan benda di bidang fokal dari lensa.[6]

Mikroskop cahaya sendiri dibagi lagi menjadi dua kelompok besar, berdasarkan kegiatan pengamatan dan kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan. Berdasarkan kegiatan pengamatannya, mikroskop cahaya dibedakan menjadi mikroskop diseksi untuk mengamati bagian permukaan dan mikroskop monokuler dan binokuler untuk mengamati bagian dalam sel. Mikroskop monokuler merupakan mikroskop yang hanya memiliki 1 lensa okuler dan binokuler memiliki 2 lensa okuler.

Berdasarkan kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan, mikroskop dibagi menjadi 2 bagian, yaitu mikroskop sederhana (yang umumnya digunakan pelajar) dan mikroskop riset (mikroskop dark-field, fluoresens, fase kontras, Nomarski DIC, dan konfokal).

Mikroskop Monokuler

Mikroskop monukuler merupakan sebuah jenis mikroskop yang sangat sederhana. Mikroskop ini dilengkapi satu lensa okuler saja. Mikroskop monokuler ini termasuk ke dalam kelompok mikroskop yang menggunakan cahaya untuk mengamati detil di dalam sebuah sel, yang cahanya berasal dari sebuah cermin.[7]

Mikroskop Elektron

Dua jenis utama mikroskop elektron adalah mikroskop elektron transmisi (Transmission Electron Microscope (TEM)) dan mikroskop elektron pemindaian (Scanning Electron Microscope (SEM)). Keduanya memiliki serangkaian lensa elektromagnetik dan elektrostatik untuk memfokuskan berkas elektron berenergi tinggi pada sampel.

Mikroskop Elektron Pemindaian (SEM)

Mikroskop elektron pemindaian ini bekerja dengan sinar elektron (bahasa Inggris: electron beam) yang dihasilkan secara termionik dari sumber elektron (bahasa Inggris: electron gun), biasanya menggunakan katoda dilengkapi dengan filamen tungsten. Sinar elektron, dengan energi antara 0.2 keV hingga 40 keV, difokuskan melalui dua lensa kondensor sehingga membentuk spot dengan diameter antara 0.4 nm hingga 5 nm. Sinar yang melewati lensa kondensor kemudian diteruskan melalui scanning coils atau pasangan piring deflektor pada kolom elektron, pada bagian akhir lensa (lensa objektif). Deflektor tersebut mengarahkan sinar pada sumbu x dan y, untuk memindai sebuah area pada permukaan sampel. Selanjutnya sinar tersebut diteruskan pada spesimen yang diatur miring pada pencekamnya (sample holder). Interaksi antara sumber elektron dengan sampel menghasilkan elektron sekunder (secondary electron), diemisikan oleh atom-atom yang tereksitasi oleh sinar elektron, dan dideteksi menggunakan detektor elektron sekunder (Everhart-Thornley detektor). Berdasarkan posisi dan intensitas elektron sekunder yang terdeteksi, gambar atau projeksi sampel yang sedang dipelajari dapat ditampilkan pada layar monitor.[8]

Mikroskop Transmisi Elektron (TEM)

Dalam penggunaan mikroskop transmisi elektron, elektron melewati sampel, yang analog dengan mikroskop optik dasar. Proses ini membutuhkan persiapan sampel yang sangat hati-hati, karena elektron tersebar kuat pada sebagian besar bahan. Sampel juga harus sangat tipis (di bawah 100 nm) agar elektron dapat menembus sampel tersebut.

Struktur Mikroskop Optik

Ada dua bagian utama yang umumnya menyusun mikroskop, yaitu:

  • Bagian optik, yang terdiri dari lensa objektif dan lensa okuler. Lensa objektif adalah lensa yang dekat dengan objek yang diamati. Perbesaran lensa objektif dapat diatur di revolver dengan perbesaran 5×, 10×, 20×, 50×, atau 100×. Sedangkan lensa okuler adalah lensa yang digunakan untuk tempat mata pengamat untuk mengamati objek. Perbesaran lensa okuler dapat disesuaikan kebutuhan dengan perbesaran 5×, 6×, 10× dan 15×.[9]
  • Bagian non-optik, yang terdiri dari kaki dan lengan mikroskop, diafragma, meja objek/meja preparat, pemutar halus dan kasar (makrometer sekrup), penjepit kaca objek (preparat), cermin, kondensor, dan sumber cahaya. Kaki dan lengan mikroskop berfungsi untuk menunjang mikroskop. Meja objek berfungsi sebagai tempat meletakan objek yang diamati. Pemutar halus dan kasar digunakan untuk mengatur bayangan yang dihasilkan. Sedangkan cermin digunakan sebagai pemantul cahaya agar pengamatan dapat dilakukan

Perbesaran

Morfologi irisan bawang merah yang diambil melalui mikroskop cahaya dengan pembesaran lensa objektif 10 kali

Tujuan penggunaan mikroskop cahaya dan elektron adalah menghasilkan bayangan dari benda yang diamati menjadi lebih besar. Umumnya, mikroskop cahaya memiliki perbesaran maksimum yaitu sebesar 1000× (kali).[10] Pembesaran ini tergantung pada berbagai faktor, diantaranya titik fokus kedua lensa (objektif f1 dan okuler f2, panjang tubulus atau jarak(t) lensa objektif terhadap lensa okuler dan yang ketiga adalah jarak pandang mata normal(sn). Rumus: . Selain itu, perbesaran biasanya dihasilkan dari perkalian antara lensa obyektif dan lensa okuler dari pengamatan suatu objek.

Sifat Bayangan Mikroskop Optik

Baik lensa objektif maupun lensa okuler keduanya merupakan lensa cembung. Secara garis besar lensa objektif menghasilkan suatu bayangan sementara yang sifatnya semu, terbalik, dan diperbesar terhadap posisi benda mula-mula, lalu yang menentukan sifat bayangan akhir selanjutnya adalah lensa okuler. Pada mikroskop cahaya, bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti bayangan sementara, semu, terbalik, dan lebih lagi diperbesar. Pada mikroskop elektron bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti gambar benda nyata, sejajar, dan diperbesar. Jika seseorang yang menggunakan mikroskop cahaya meletakkan huruf A di bawah mikroskop, maka yang ia lihat adalah huruf A yang terbalik dan diperbesar.

Cara Penggunaan Mikroskop Optik

Hal yang harus dilakukan pertama kali saat menggunakan mikrokop adalah meletakkannya di meja pengamatan. Setelah itu, pasang lensa okuler dengan kekuatan pembesaran lemah yakni 5× pembesaran. Kemudian, putar makrometer ke arah belakang agar posisi badan mikroskop condong ke atas.

Hal berikutnya yang perlu dilakukan adalah menyejajarkan lensa objektif dengan arah datangnya cahaya. Caranya adalah dengan menggeser lensa objektif tersebut. Selanjutnya, atur pembesaran lensa objektif dengan pembesaran lemah yakni 10× sehingga hasil kali pembesaran lensa okuler dan objektif menghasilkan 50× pembesaran yang diperoleh dari 10 × 5 = 50 kali pembesaran.

Langkah selanjutnya adalah mengatur cahaya pada kondensor dan diafragma dengan cara menaikkan kondensor setinggi mungkin serta membuka diafragma selebar mungkin. Kemudian atur medan pandang dengan memutar cermin. Setelah terpasang dengan baik, pasanglah preparat di meja mikroskop.

Setelah meja preparat terpasang dengan baik, letakkan objek yang akan diamati tepat di meja preparat. Amati objek dengan mendekatkan satu mata melalui lubang lensa okuler sambil mengatur fokus cahaya dan kondensornya. Jika objek sudah terlihat jelas dengan pembesaran lemah dari lensa objektif, kita bisa mengatur pembesaran dengan skala yang lebih besar lagi.[11][12]

Penggunaan mikroskop sebaiknya perlu diperhatikan agar menghindari hal - hal yang tidak diinginkan. Salah satu kesalahan praktikan yang sering dilakukan, yaitu memindahkan lensa obyektif tidak memutar revolver. Selain itu, tidak menggunakan minyak inersi ketika memakai perbesaran lensa obyektif paling besar. Hal tersebut dapat menyebabkan lensa obyektif akan mudah tergores, sehingga hasil pengamatan objek tidak terlihat dengan baik dan jelas. Dengan demikian, perlu dilakukan kehati - hatian dalam menggunakan alat ilmiah ini.[13]

Penyimpanan mikroskop juga perlu diperhatikan, terutama tempat penyimpanan sebaiknya disimpan pada almari khusus yang dilengkapi dengan lampu. Tujuannya yaitu agar ruangan tersebut tidak mudah lembab, sehingga terhindar dari timbulnya jamur yang bisa membuat lensa buram atau bagian lain pada mikroskop cepat rusak.[14]

Fungsi Bagian - Bagian Mikroskop Optik

  • Lensa obyektif digunakan untuk membentuk bayangan pertama dan menentukan struktur bagian renik.
  • Lensa okuler digunakan untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa obyektif.
  • Cermin pada mikroskop berguna untuk menangkap dan mengerahkan cahaya.
  • Lengan pada mikroskop untuk mempermudah dalam memindahkan dan menaruh mikroskop.
  • Kondensor cahaya digunakan untuk mengarahkan cahaya yang dipantulkan dari cermin dan memfokuskan ke objek.
  • Diafragma berfungsi sebagai pengatur banyaknya cahaya yang mengenai objek.
  • Revolver berfungsi untuk memutar lensa objektif sehingga pembesaran lensa yang diinginkan berada pada posisi yang siap digunakan.
  • Makrometer berfungsi untuk menggeser lensa secara vertikal naik atau turun dengan cepat atau sebagai penggeser kasar.
  • Mikrometer berfungsi sebagai pengatur pembesaran dengan menggeser lensa secara vertikal naik atau turun dengan perlahan atau sebagai penggeser halus.
  • Meja preparat digunakan untuk meletakkan objek yang ingin diamati.
  • Penjepit preparat digunakan untuk menjepit preparat pada kedua sisi kiri dan kanan supaya tidak bergeser.
  • Pemutar berfungsi sebagai penggerak bagian optik.
  • Tabung merupakan bagian mikroskop berupa teropong yang lensa-lensanya terletak pada okuler dan revolver.
  • Kaki dan dasar digunakan untuk memperkokoh dan menopang kedudukan mikroskop.
  • Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Mikroskop




PENGERTIAN SEL HEWAN

 

Mengenal Struktur Sel Hewan Serta Fungsi dan Ciri-Cirinya

Pengertian, Bagian, dan Fungsi Sel Hewan
Written by Humam

Struktur Sel Hewan – Baik tumbuhan maupun hewan, keduanya tersusun atas sel-sel yang mempunyai perbedaan. Salah satu perbedaan keduanya dapat dilihat dari ukurannya, yaitu sel hewan lebih kecil dari sel tumbuhan. Sel hewan adalah nama umum untuk sel eukariotik yang menyusun jaringan hewan.

Struktur sel hewan berbeda dari sel eukariotik lain, seperti sel tumbuhan, karena mereka tidak memiliki dinding sel, dan kloroplas, dan biasanya mereka memiliki vakuola yang lebih kecil, bahkan tidak ada. Karena tidak memiliki dinding sel yang keras, sel hewan bervariasi bentuknya. Sel manusia sendiri merupakan salah satu jenis sel hewan.

Struktur sel hewan terdiri atas mitokondria, sentriol, nukleus, nukleolus, kromatin, ribosom, retikulum endoplasma, mikrotubulus, membran plasma, vakuola, sitosol, selaput inti, badan golgi, sitoskeleton, lisosom, dan peroksisom. Masih bingun dengan informasi sel hewan? Tenang, Grameds melalui artikel ini, kalian nggak akan bingung lagi dengan apa yang dimaksud sel hewan.

Biar semakin paham dengan apa itu sel hewan, maka kita juga perlu mengetahui pengertian sel hewan itu sendiri. Yuk langsung kita bahas pengertian sel hewan strukturnya.

Pengertian Sel Hewan

Sel hewan adalah suatu bagian organel terkecil dengan selaput tipis yang di bagian dalamnya terdapat larutan koloid mengandung senyawa kimia. Sel ini memiliki sejumlah keunggulan, salah satunya mampu menduplikasi diri secara mandiri melalui proses pembelahan.

Di dalam sel terdapat senyawa yang penting untuk proses pembelahan dan juga fotosintesis, yaitu karbohidrat dan lipid. Diketahui, karbohidrat sangat berguna dalam proses fotosintesis. Sementara lipid berfungsi sebagai cadangan makanan, seperti lemak dan juga minyak. Selain itu, terdapat pula protein yang berperan dalam proses metabolisme tubuh hewan maupun tumbuhan, serta asam nukleat yang merupakan senyawa dengan peranan cukup penting dalam proses sintesis protein.

Fungsi, Bagian, dan Struktur Sel Hewan

Secara garis besar, sel hewan dan sel tumbuhan adalah sama. Baik berdasarkan struktur sel hewan, tipe enzim, dan juga bahan genetiknya. Bahkan, keduanya memiliki tipe sel yang beragam.

Nah, berikut ini beberapa fungsi dan struktur sel hewan yang perlu kita ketahui, antara lain:

1. Membran Sel

Membran sel adalah membran semipermeabel pada sebuah sel yang mengelilingi dan membungkus isi sitoplasma dan nukleoplasma. Membran sel memisahkan sel dari cairan interstitial (komponen utama dari cairan ekstraseluler) di sekitarnya. Pembentukan membran sel dilakukan dengan bahan dasar berupa lipoprotein yang dibentuk oleh lemak dan protein. Membran ini terdiri atas lipida dwilapis, termasuk kolesterol (komponen lipid) yang berada di antara fosfolipid untuk mempertahankan fluiditasnya pada berbagai suhu.

Membran sel juga mengandung protein membran, termasuk protein integral yang melintasi membran (berfungsi sebagai transporter membran) dan protein perifer yang secara longgar menempel pada sisi luar (perifer) membran sel, yang bertindak sebagai enzim yang membentuk sel. Membran sel mengontrol pergerakan zat ketika masuk dan keluar dari sel dan organel. Dengan cara ini, ia secara selektif dapat ditembus ion dan molekul organik.

Selain itu, membran sel terlibat dalam berbagai proses seluler seperti adhesi sel, konduktivitas ionik, dan persinyalan sel, serta berfungsi sebagai permukaan tempat melekatnya beberapa struktur ekstraseluler, termasuk dinding sel, lapisan karbohidrat yang disebut glikokaliks, serta jaringan intraseluler dari serat protein yang disebut sitoskeleton. Dalam bidang biologi sintetik, membran sel dapat dirakit kembali secara artifisial.

Membran sel merupakan pembungkus sel yang berada bagian luar dan tersusun dari protein (lipoprotein), lemak (lipid), dan juga kolesterol. Bagian ini memiliki peranan cukup penting dalam mengatur mineral dan nutrisi yang ada di dalam ataupun di luar sel.

Organel membran sel ini diketahui memiliki beragam fungsi penting, seperti mengatur keluar masuknya nutrisi dan mineral, serta sebagai pembungkus ataupun pelindung sel. Adapun fungsi lainnya adalah sebagai penerima rangsangan dari luar dan sebagai tempat berlangsungnya berbagai reaksi kimia.

Bicara tentang hewan pastinya sangat banyak jenis-jenisnya. Begitu juga dengan adanya berbagai macam jenis hewan burung. Mengajarkan si kecil tentang jenis-jenis burung akan menambah wawasannya. Nah, buku dengan judul Seri Edukasi Britannica : Burung cocok dijadikan sebagai referensi agar si kecil memahami berbagai macam jenis burung.


2. Sitoplasma

Sitoplasma adalah bagian sel yang terbungkus membran plasma. Sitoplasma terdiri dari air, protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan vitamin. Sitoplasma berfungsi sebagai tempat penyimpanan bahan kimia sel yang penting bagi metabolisme sel, seperti enzim-enzim, ion-ion, gula, lemak dan protein. Pada sel eukariota, sitoplasma adalah bagian non-nukleus dari protoplasma. Pada sitoplasma terdapat sitoskeleton, berbagai organel dan vesikuli, serta sitosol yang berupa cairan tempat organel melayang-layang di dalamnya.


Sitosol mengisi ruang sel yang tidak ditempati organel dan vesikula dan menjadi tempat banyak reaksi biokimiawi serta perantara transfer bahan dari luar sel ke organel atau inti sel. Sitoplasma bersifat koloid. Ukuran partikel yang terlarut adalah 0,001-0,1 mikron dan bersifat transparan. Sitoplasma terdapat di dalam sel tapi berada di luar nukleus dan organel-organel sel.

Perlu diketahui, sitoplasma merupakan bagian sel berupa cairan berbentuk layaknya gel. Organel ini memiliki dua proses fase bentuk, yaitu fase sol (padat) dan fase gel (cair). Cairan sitoplasma dapat ditemukan di dalam nukleus dan disebut dengan istilah nukleoplasma.

Sitoplasma ini bersifat koloid komplek yang artinya tidak cair, tapi juga tidak padat. Sitoplasma mampu berubah-ubah bentuk tergantung konsentrasi air yang terkandung di dalamnya. Pada dasarnya, apabila konsentrasi air rendah, maka sitoplasma akan berubah menjadi padat lembek. Sementara saat mengandung air dengan konsentrasi tinggi, maka gel akan berubah menjadi lebih encer sehingga disebut sol. Organel sitoplasma berperan sebagai sumber bahan kimia sel dan juga tempat berlangsungnya metabolisme sel hewan.

3. Retikulum Endoplasma

Berikutnya adalah retikulum endoplasma yang merupakan organel berbentuk benang-benang pada bagian inti sel. Retikulum endoplasma adalah organel yang dapat ditemukan pada semua sel eukariotik. Retikulum endoplasma merupakan bagian dari sistem endomembran. Retikulum endoplasma merupakan labirin membran yang demikian banyak sehingga RE ini meliputi separuh lebih dari total membran dalam sel-sel eukariotik.

Retikulum endoplasma terdiri atas jaringan tubula dan gelembung membran yang disebut sisterne (cisternae) (bahasa Latin cisterna, berarti “kotak” atau “peti”). Membran retikulum endoplasma memisahkan ruangan internal, yaitu ruang sisternal dan sitosol. Membran ini berhubungan langsung dengan selubung nukleus atau nuclear envelope, sehingga ruang di antara kedua membran selubung itu bersambung dengan ruang sisternal retikulum endoplasma ini.

Retikulum endoplasma terbagi menjadi dua, yaitu retikulum endoplasma kasar dan retikulum endoplasma halus. Retikulum endoplasma kasar mempunyai kemampuan melekat pada ribosom, sementara retikulum endoplasma halus tidak melekat pada ribosom.


Loaded0.17%

Fungsi organel retikulum endoplasma adalah sebagai sintesis protein dan juga tempat pengangkut sintesis steroid serta lemak. Selain itu, retikulum endoplasma juga berperan dalam membantu detoksifikasi sel-sel berbahaya di dalam sel dan sebagai tempat untuk menyimpan fosfolipid, steroid, dan glikolipid.

Sudah diketahui oleh banyak orang bahwa di dunia ini ada berbagai macam jenis burung. Apakah kamu sudah mengetahuinya? Jika belum, maka kamu tak perlu khawatir untuk mencari informasinya karena melalui buku Ensiklopedia Dunia Satwa: Burung, pembaca akan tahu lebih banyak seputar jenis-jenis burung. Dengan buku ini, anak Anda dapat belajar untuk mengenal burung melalui ilustrasi, memperkaya wawasan anak, mengasah kecerdasan anak, serta melatih ketelitian, konsentrasi, dan abstraksi.


4. Mitokondria

Bagian dari sel hewan berikutnya adalah mitokondria yang merupakan organel terbesar sebagai mesin dalam sel. Organel ini memiliki dua bagian lapis membran berlekuk yang disebut dengan istilah kritas. Di dalam mitokondria, glukosa dan oksigen saling bekerja sama untuk membentuk energi yang dibutuhkan.

Tentu saja, proses tersebut merupakan bagian dari proses metabolisme tubuh dan aktivitas seluler sehingga mitokondria juga disebut sebagai The Power House. Mitokondria yang berbentuk tunggal disebut dengan mitokondrion yang mampu mengubah energi kimia menjadi energi lainnya. Jika disimpulkan, maka mitokondria ini berfungsi untuk alat respirasi seluler dan penghasil energi dalam bentuk Adenosin Triphosphate (ATP).

5. Mikrofilamen

Mikrofilamen atau filamen aktin adalah bagian dari kerangka sel (sitoskeleton) yang berupa batang padat berdiameter sekitar 7 nm dan tersusun atas protein aktin, yaitu suatu protein globular. Mikrofilamen ada pada sel eukariot. Berlawanan dengan peran penahan-tekanan (gaya tekan) mikrotubula, peran struktural mikrofilamen dalam sitoskeleton ialah untuk menahan tegangan (gaya tarik).

Dengan bergabung dengan protein lain, mikrofilamen sering membentuk jalinan tiga dimensi persis di dalam membran plasma, yang membantu mendukung bentuk sel. Jalinan ini membentuk korteks (lapisan sitoplasma luar) sel tersebut mempunyai kekentalan semipadat seperti gel, yang berlawanan dengan keadaan sitoplasma dalamnya yang lebih cair (sol).

Dalam sel hewan yang terspesialisasi untuk mengangkut materi melintasi membran plasma, berkas mikrofilamen membentuk inti mikrovili, penonjolan halus yang meningkatkan luas permukaan sel. Mikrofilamen dikenal baik karena perannya dalam pergerakan sel khususnya sebagai bagian alat kontraksi sel otot. Ribuan filamen aktin disusun sejajar satu sama lain di sepanjang sel otot yang diselingi dengan filamen yang lebih tebal yang terbentuk dari protein yang disebut miosin. Kontraksi otot terjadi akibat mikrofilamen dan miosin yang saling melncur melewati yang lain, yang akan memperpendek selnya.

Aktivitas mikrofilamen menyebabkan pergerakan seperti aliran sitoplasma dan gerak ameboid (gerak sel tunggal protista, cendawan, dan hewan yang menggunakan protoplasmanya yang mengalir keluar dari sel unuk membentuk semacam kaki semu atau pseudopod, kemudian bagian sel yang tertinggal maju ke arah pseudopod hingga menghasilkan gerak sel di suatu permukaan).

Mikrofilamen terlihat melalui mikroskop fluoresensi dengan bantuan antibodi antiaktin (diperoleh dari lawan aktin pada hewan) atau dengan analog fluoresen falotoksin (berasal dari cendawan Amanita phalloides), yang secara khas berikatan dengan molekul aktin (atau lir-aktin).

Mikrofilamen adalah organel sel yang terbentuk dari protein aktin dan juga myosin. Mikrofilamen nyaris serupa dengan mikrotubulus, namun memiliki perbedaan tekstur dan ukuran. Mikrofilamen mempunyai tekstur lebih lembut dengan diameter lebih kecil. Fungsinya sebagai pergerakan sel, eksotisotis, dan endositosis.

6. Lisosom

Lisosom merupakan kantong terikat pada membran berisi kandungan enzim hidrolitik. Lisosom terletak pada sel eukariotik, bagian ini berguna untuk mengontrol pencernaan intraseluler dalam kondisi apapun. Lisosom berfungsi untuk mengontrol pencernaan intraseluler, mencerna materi menggunakan fagositosis, menghancurkan organel sel yang telah rusak, dan memasukkan makro molekul dari luar menuju ke dalam sel melalui mekanisme endositosis.

7. Peroksisom

Peroksisom atau dikenal juga sebagai badan mikro merupakan organel berkantong kecil berisi enzim katalase. Fungsinya untuk menguraikan peroksida (H2O2) atau metabolisme yang bersifat racun dan mengubah lemak menjadi karbohidrat. Organel peroksisom ini bisa ditemukan pada bagian sel hati dan juga ginjal.

8. Ribosom

Ribosom adalah organel sel yang memiliki tekstur padat dengan ukuran kecil, yaitu diameter sekitar 20 nm. Organel ini terdiri dari 65% RNA ribosom dan 35% protein ribosom atau ribonukleoprotein. Ribosom pada sel hewan menerjemahkan RNA untuk membentuk rantai polipeptida atau protein dengan menggunakan asam amino saat proses translasi. Ribosom terikat pada retikulum endoplasma kasar atau membran inti sel yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya proses sintesis protein.

9. Sentriol

Sentriol merupakan struktur organel yang berbentuk tabung pada sel eukariota. Organel ini berperan penting dalam proses pembelahan sel dengan membentuk benang spindel dan pembentukan silia, serta flagela. Bukan hanya itu, sepasang sentriol juga dapat membentuk suatu struktur gabungan yang disebut dengan sentrosom.

10. Mikrotubulus

Organel sel berikutnya adalah mikrotubulus yang terletak di dalam sitoplasma. Mikrotubulus juga bisa ditemukan pada sel eukariot yang berbentuk silindris panjang berongga. Organel ini memiliki diameter sekitar 12 nm dan diameter luar sekitar 25 nm.

Mikrotubulus terdiri dari beberapa molekul berbentuk bulat protein globular yang disebut dengan tubulin. Dalam posisi tidak sadar, organel ini mampu bergabung untuk membentuk silindris yang berongga pada kondisi tertentu. Tidak hanya itu, mikrotubulus juga bersifat kaku yang tidak bisa diubah-ubah bentuknya.

Berdasarkan definisi tersebut, mikrotubulus berfungsi untuk melindungi sel, memberi bentuk sel, dan membentuk silia, flagela, serta sentriol.

11. Badan Golgi

Badan golgi atau juga dikenal dengan sebutan aparatus golgi merupakan organel yang berkaitan dengan fungsi ekskresi sel hewan. Posisinya tepat berada pada sel eukariotik yang berperan dalam proses ekskresi, seperti ginjal. Bentuknya seperti kantong pipih dengan ukuran bervariasi dan terikat oleh membran. Setiap sel hewan memiliki sekitar 10-20 badan golgi.

Struktur badan Golgi berupa berkas kantung berbentuk cakram yang bercabang menjadi serangkaian pembuluh yang sangat kecil di ujungnya. Karena hubungannya dengan fungsi pengeluaran sel amat erat, pembuluh mengumpulkan dan membungkus karbohidrat serta zat-zat lain untuk diangkut ke permukaan sel.

Pembuluh itu juga menyumbang bahan bagi pembentukan dinding sel. Badan golgi dibangun oleh membran yang berbentuk tubulus dan juga vesikula. Dari tubulus dilepaskan kantung-kantung kecil yang berisi bahan-bahan yang diperlukan seperti enzim-enzim pembentuk dinding sel.

12. Nukleus

Nukleus adalah organel terkecil yang mengatur sekaligus mengendalikan aktivitas sel hewan. Proses ini dimulai dari metabolisme sampai pembelahan sel. Nukleus mengandung materi genetik yang berbentuk DNA linear panjang membentuk kromosom. Organel ini bisa ditemukan pada sel eukariotik yang terdiri dari beberapa bagian, seperti membran inti, nukleoplasma, kromosom, dan nukleus.

13. Nukleolus

Nukleolus (jamak nukleoli, bahasa Latin: nucleolus, dikenal juga sebagai anak inti sel) adalah sebuah struktur terikat tanpa membran yang terdiri dari protein dan asam nukleat dalam inti sel (nukleus). Ribosomal RNA (rRNA) ditranskripsi dan berkumpul di dalam nukleolus. Ultrastruktur nukleolus dapat divisualisasikan melalui mikroskop elektron, sedangkan organisasi dan dinamika dapat dipelajari melalui penandaan protein berpijar dan pemulihan neon setelah photobleaching (FRAP).

Nukleolus adalah organel yang ada pada inti sel atau nukleus. Fungsinya untuk membentuk protein menggunakan RNA atau asam ribonukleat. Kerusakan nukleolus dapat menjadi penyebab untuk beberapa penyakit manusia. Diperlukan sampai sekitar 25% dari volume nuklir.

14. Nukleoplasma

Nukleoplasma memiliki tekstur padat di dalam inti sel atau nukleus. Di dalamnya terkandung serat kromatin padat dan membentuk kromosom. Selain itu, nukleoplasma bertanggung jawab membawa informasi genetika.

15. Membran Inti

Membran inti adalah elemen struktural utama nukleus yang membungkus keseluruhan organel sel hewan. Di samping itu, organel ini berperan sebagai pemisah antara sitoplasma dan daerah inti. Membran inti bersifat non-permeable atau tidak bisa dilalui semua zat, baik padat ataupun cair sehingga sebagian besar molekul yang membuat nukleus membutuhkan adanya pori inti.

Nah, itulah penjelasan singkat mengenai pengertian, bagian, fungsi, dan struktur sel hewan. Grameds dapat mengunjungi koleksi buku Gramedia di gramedia.com untuk memperoleh referensi tentang binatang lainnya. Salah satu buku tentang hewan yang cocok untuk dipelajari oleh si kecil adalah Atlas Binatang Paling Berbahaya Sedunia. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Temukan hal menarik lainnya di gramedia.com. Gramedia sebagai #SahabatTanpaBatas akan selalu menampilkan artikel menarik dan rekomendasi buku-buku terbaik untuk para Grameds.

BACA JUGA:

Apa yang dimaksud dengan sel hewan?

Sel hewan adalah suatu bagian organel terkecil dengan selaput tipis yang di bagian dalamnya terdapat larutan koloid mengandung senyawa kimia. Sel ini memiliki sejumlah keunggulan, salah satunya mampu menduplikasi diri secara mandiri melalui proses pembelahan.

Sel hewan ada berapa?

1. Membran Sel 2. Sitoplasma 3. Retikulum Endoplasma 4. Mitokondria 5. Mikrofilamen 6. Lisosom 7. Peroksisom 8. Ribosom 9. Sentriol 10. Mikrotubulus 11. Badan Golgi 12. Nukleus 13. Nukleolus 14. Nukleoplasma 15. Membran Inti


Sumber : https://www.gramedia.com/literasi/struktur-sel-hewan/