Sumber : https://www.sampoernaacademy.sch.id/id/teori-lempeng-tektonik/
Pengertian Lempeng Tektonik
Lempeng merupakan lapisan penyusun bumi paling atas yang sebagian besar mempunyai ketebalan hingga 100 km. Sementara tektonik adalah adanya proses dari pergerakan yang terdapat pada kerak bumi hingga membuat timbulnya beberapa fenomena seperti lipatan, lekukan hingga patahan yang berdampak pada tinggi rendahnya permukaan bumi.
Lempeng tektonik erat kaitannya dengan lapisan litosfer pada bumi yang memang menjadi lapisan paling atas dari bumi. Lapisan yang tersusun dari kerak bumi dan mantel bumi, keduanya memiliki sifat sangat padat dan kaku. Lapisan litosfer mengalami proses yang berujung membentuk lempeng-lempeng tektonik pada bumi.
Berdasar dari penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa lempeng tektonik adalah bagian paling atas bumi dengan fenomena yang muncul akibat proses pergerakan dan mempengaruhi tinggi rendah dari bumi tersebut. Secara langsung adanya proses pergerakan ini membuat pengaruh signifikan pada penampakan permukaan bumi yang dinamis.
Indonesia terletak pada permukaan tiga lempeng tektonik besar yaitu lempeng eurasia, lempeng Indo-Australia dan Lempeng Pasifik. Letak geologis Indonesia dilihat berdasarkan pada titik pertemuan dari tiga lempeng tersebut. Kondisi ini memunculkan rawan terjadinya gempa di daerah yang terletak pada pertemuan lempeng tektonik tersebut.
Teori Lempeng Tektonik
Yang dimaksud dengan teori lempeng tektonik adalah teori dasar di bidang geologi, dikembangkan untuk dapat memberi penjelasan secara mendalam mengenai fakta dari pergerakan besar lapisan permukaan paling atas bumi atau litosfer secara alami. Teori lempeng tektonik digunakan untuk menjelaskan interaksi dari lempeng-lempeng yang ada dan menimbulkan beberapa asumsi ini.
- Terdapat pembentukan material lempeng yang baru.
- Material permukaan paling atas bumi membentuk lempeng yang kaku.
- Luas dari area permukaan bumi konstan.
- Lempeng permukaan paling atas bumi mampu mengirim tekanan horizontal tanpa penyambung.
Contoh Teori Lempeng Tektonik
Lempeng tektonik dipakai untuk menjelaskan pergeseran benua, fenomena yang terjadi saat benua masih menjadi satu kesatuan yang disebut benua super besar atau supercontinent dan dinamakan dengan sebutan Pangea. Hingga tak lama setelah itu benua yang muncul terbagi menjadi beberapa bagian.
Beberapa bagian benua yang terbagi ini dinamakan Gondwana dan Laurasia, munculnya beberapa benua ini ditandai dengan pergerakan dan diibaratkan seperti bongkahan es yang mengapung dan bergerak di lautan. Karena inilah teori lempeng tektonik juga disebut dengan teori pengapungan kontinen, yang diperkuat dengan beberapa bukti seperti berikut.
Kesamaan Garis Pantai
Adanya kecocokan garis pantai ini ditemukan di benua Amerika Selatan dan benua Afrika Barat, kedua benua ini memperlihatkan adanya himpitan benua satu dengan benua lainnya. Jika dilihat dengan seksama, maka dugaan awal menyebutkan bahwa kedua benua ini awalnya adalah satu kesatuan diikuti dengan penelitian berupa pencocokan garis pantai yang ada.
Persebaran Fosil
Munculnya fosil-fosil sama di beberapa benua, seperti Mosasaurus tempat-tempat berbeda di setiap benua yang bahkan sudah dipisahkan oleh lautan. Hal ini memunculkan asumsi, bahwa beberapa tempat tersebut dulunya memang sangat dekat dan dihubungkan oleh daratan. Mesosaurus sendiri merupakan salah satu reptil besar yang hidup di danau air tawar dan sungai.
Sekitar 260 juta tahun yang lalu, dua benua yang menemukan fosil reptil ini yakni di benua Amerika dan benua Afrika. Kemudian ditemukan juga fosil tanaman Clossopteris yang disebut telah hidup di sekitar 260 juta tahun yang lalu. Tanaman ini ditemukan bersama fosil reptil Cynognathus dan Lystrosaurus di benua Afrika, India, Antartika dan Amerika.
Kesamaan Jenis Batuan
Kecocokan jenis batuan ini muncul di jalur pegunungan Appalachian di bagian timur benua Amerika Utara, pegunungan ini menyebar ke timur laut hingga menghilang di area Newfoundland. Hingga kemudian pegunungan dengan jenis yang sama pada penyusun batuannya di Scandinavia. Untuk memperkuat hal ini dapat dilihat dengan posisi sebelum terpisah.
Pegunungan yang ada kemudian akan membentuk satu jalur yang menerus, ini menjadi salah satu cara yang dipakai untuk membuktikan teori continent drift. Teori ini dilakukan dengan mempersatukan kesamaan penampakan dari bentuk-bentuk geologi yang telah dipisahkan oleh lautan.
Bukti Iklim Purba (Paleoclimatic)
Iklim masa purba juga menjadi bukti ilmiah, lewat hasil penelitian yang dilakukan dan dipelajari oleh para ahli geologi kebumian. Semua hasil digunakan untuk membuktikan teori benua mengapung, pada 250 juta tahun yang lalu bagian bumi selatan memiliki iklim dingin seperti yang ada di Antartika, Australia, Amerika Selatan dan Afrika serta India.
Adanya proses glasiasi membuat kondisi ini terjadi secara terus menerus pada beberapa daerah, hingga membuat para ahli memercayai jika daratan telah mengalami glasiasi dari satu benua super yang sama. Setelah itu terpisah dan mengapung menjadi beberapa bagian, inilah yang menjadi teori pengapungan benua.
Medan Magnet Benua (Paleomagnetisme)
Teori yang membuktikan adanya benua super besar juga dibuktikan dengan menentukan intensitas dan arah medan magnet bumi. Hal pertama yang dilakukan adalah dengan menentukan medan magnet purba, lalu melakukan analisis dalam beberapa batuan dengan kandungan mineral dan kaya unsur besi, penggunaan mineral dinamakan dengan fosil kompas.
Fosil berperan sebagai kompas untuk menunjukkan arah kemagnetan, dipengaruhi juga dengan adanya komposisi basalitis. Karena inilah batuan yang terbentuk mampu merekam arah kutub magnet saat batuan terbentuk. Hingga akhirnya ditemukan kesamaan arah kutub magnet disertai dengan lokasi terbentuknya.
Kondisi yang membuat perkembangan teori perkembangan lempeng tektonik ke arah perluasan, hasil dari pergerakan vertikal batuan. Namun juga tak menemukan adanya ukuran bertambah besar permukaan bumi, kondisi yang menyebabkan zona subduksi dan sesar translasi. Perkembangan teori tektonik ini yang akhirnya diterima oleh berbagai kalangan.
Batas Divergen
Batas Divergen disebut juga sebagai zona pertambahan dan pembentukan lempeng baru, merupakan zona dengan lempeng-lempeng mengalami pergerakan saling menjauh satu sama lain. Bagian kosong karena pergerakan lempeng tektonik menjauh nantinya akan menjauh dari bagian mantel bumi yang terdapat di bagian paling luar bumi.
Kondisi yang juga menyebabkan adanya mid oceanic ridge atau rift valley, yang bisa membuat lempeng benua terbelah menjadi dua dan memunculkan adanya intrusi magma pada bagian tengah lempeng yang kosong. Intrusi magma muncul karena arus konveksi untuk kemudian mendorong lempeng bergerak ke arah lain.
Batas Konvergen
Adalah zona penghancuran yang membuat lempeng-lempeng di permukaan bumi kemudian mendekat satu sama lain. Salah satu lempeng kemudian masuk dan menembus mantel hingga mengalami peleburan serta penghancuran yang diakibatkan adanya suhu tinggi. Dalam zona konvergen muncul subduksi dan kolisi.
Apabila lempeng memiliki bahan yang berat maka akan muncul subduksi, sementara jika lempeng dengan bahan ringan menjadi kolisi. Adanya gerakan kolisi di permukaan bumi membuat terciptanya barisan pegunungan dan gerakan subduksi membuat pegunungan vulkanik dengan memunculkan lipatan pada wilayah lempeng yang tertekan.
Batas Transform
Disebut juga batas geser karena pada batas transform tidak terdapat litosfer yang kemudian dihancurkan dan tidak terdapat litosfer baru tercipta. Beberapa lempeng cenderung bergerak secara lateral atau mendatar satu sama lain. Meskipun pada batas ini banyak muncul patahan transform seperti patahan punggung laut yang panjangnya bisa mencapai ratusan kilometer.
Batas transform juga membuat adanya gerakan relatif sinistral ke arah kiri yang berlawanan, hingga dekstral atau ke kanan yang berlawanan. Kondisi yang menciptakan sesar, seperti misalnya Sesar San Andreas yang terdapat di California dan yang pasti batas transform ini banyak terjadi di dasar laut.
Poin Penting Terkait Pergerakan Lempeng Bumi
- Kerak benua di muka bumi memiliki sifat yang ringan dan permanen hingga membuat kerak benua tidak bisa tenggelam. Disebabkan juga karena massa jenis kerak benua sangat rendah, lalu kerak samudera memiliki sifat sementara karena adanya tabrakan.
- Lempeng benua terbentuk dari adanya kerak benua dan kerak samudera sesuai dengan gaya yang memengaruhi pergerakan lempeng di wilayah tersebut. Letak benua bisa berada jauh di luar batas benua yang berkaitan.
- Lempeng bumi tidak akan menempati suatu medan atau tempat sama, apabila muncul proses penempatan yang sama sehingga salah satu lempeng akan menjadi gunung atau bagian yang dihancurkan mantel bumi.
- Apabila terdapat dua lempeng yang saling bergerak berjauhan maka akan muncul kerak samudera yang baru di kawasan tersebut. Bumi memiliki sifat konstan, yang artinya tidak mengalami perubahan ukuran baik besar maupun kecil.
- Gerakan lempeng tektonik sangat lambat, sehingga sulit untuk dirasakan oleh manusia namun jika muncul gerakan secara tiba-tiba dan cepat maka dinamakan gempa bumi. Bentang alam tektonik ditemukan pada batas lempeng.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar